Sabtu, 07 Desember 2013

Roti Hasil Produksi Siswa SIT Al Qalam

Memulai bisnis memang tak memandang usai, gender, status sosial atau menunggu harus lulus kuliah. Berbisnis justru bisa dimulai sejak dini. Seperti yang dilakukan siswa SIT Al Qalam.
Memulai bisnis dari tawaran yang diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, SIT Al Qalam Panmas Depok langsung tancap gas dan memilih memproduksi roti. Sebenarnya ada dua pilihan lain yang ditawarkan Pemprov kala itu, menjahir dan mekanik. Bermodalkan alat pembuat pembuat roti senilai Rp 30 juta dan modal Rp 120 ribu dari Pemprov Jabar, sekolah dan siswa memulai bisnis pembuatan roti.
Dalam sehari, siswa bisa menghasilkan 150 potong roti. Satu potong roti dibanderol Rp 1.500. Siswa dan guru memasarkan produknya itu ke kantin sekolah, lingkungan sekolah, dan lingkungan rumah siswa.
Bisnis ini dinamakan Tiket Of Life. Lewat program ini, siswa diajarkan untuk menjadi wirausahawan yang maju dan berkembang. Kembali ke urusan roti, rasa roti yang diproduksi di sini pun beragam. Siswa dapat membuat roti rasa pisang coklat, pisang coklat keju, coklat, keju, strawbery dan blueberry.
Urusan pendapatan, bisnis yang sudah dijalani selama 2 tahun ini bisa dikatakan lumayan. Setiap kilogram adonan roti, mereka bisa mendapat keuntungan Rp 42 ribu. Setiap harinya, SIT Al Qalam memproduksi 3-4 kilogram adonan. Dari hasil itu, siswa akan mendapat penghasilan 20 persen dari total keuntungan. Sisanya akan diputar kembali sebagai modal.
Koordinator Tiket To Life (TTL) dan guru SMP terbuka di SIT Al Qalam Wirawan Yogyasono, berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa sifat enterprenuer, sehingga siswa dapat mandiri dan melanjutkan sekolah dengan keahlian yang dimiliki, serta menjadikan kegiatan ini menjadi suatu yang positif.
“Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk anak-anak setelah lulus nanti, pemerintah Depok lewat dinas terkait bisa memperhatikan dan membantu kegiatan kami agar lebih berkembang,” harapnya.